Jumat, 05 April 2013



Limbah Terasi Jadi Energi Listrik Alternatif.



BOGOR - Pemanfaatan sumber energi alternatif, terus dilakukan. Terbaru, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menemukan sumber energi alternatif. Adalah, mahasiswa Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) IPB, Silvikasari, yang berhasil memanfaatkan limbah cair organik, dari terasi untuk memproduksi energi listrik.
Limbah cair terasi mengandung nutrisi (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya), yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan mikroba. Mikroba inilah, yang kemudian dimanfaatkan, memproduksi energi listrik. “Kurang lebihnya seperti itu, bagaimana limbah terasi, bisa kita memanfaatkan menajdi energy.
Silvikasari mengatakan, penelitian yang dilakukan bersama rekannya ini, awalnya menggunakan limbah cair terasi, yang diambil, dari sebuah perusahaan terasi di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan hasil survei limbah cair terasi tersebut, mengandung konsorsium mikroba.
Konsorsium mikroba itu bisa dimanfaatkan, memproduksi energi listrik, melalui reaksi yang memungkinkan terjadinya transport proton, akibat proses respirasi seluler dari permukaan sel ke anoda. Berdasarkan hasil uji limbah cair terasi yang mengandung konsorsium mikroba, mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi, dibandingkan kultur cair B. Subtilis. Hal ini disebabkan, pada konsorsium mikroba terjadi aktivitas metabolisme yang lebih tinggi, dibandingkan dengan kultur murni, sehingga proton H+ yang dihasilkan semakin banyak, untuk membuktikan limbah cair terasi memiliki potensial yang lebih tinggi pada sistem MFC seri, maka dilakukan pengukuran limbah cair tahu, pada sistem MFC seri sebagai pembanding.
Hasil uji menunjukkan limbah cair tahu, menghasilkan beda potensial sebesar 0.788 Volt. Nilai ini menunjukkan, pada sistem MFC seri menghasilkan beda potensial, yang lebih rendah dibandingkan limbah cair terasi.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa dari konsorsium mikroba, yang terdapat pada limbah cair, di dominasi oleh Bacillus subtilis. Sistem MFC dengan rangkaian seri mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan paralel dan sepasang. Melalui rangkaian tersebut, diperoleh beda potensial limbah cair terasi sebesar 2 Volt, kultur murni B.Subtilis 0.88 Volt, dan limbah cair tahu sebagai pembanding sebesar 0.548 Volt. Pengembangan teknologi MFC yang memanfaatkan limbah cair terasi menjadi energi listrik dapat dijadikan solusi dalam penanganan limbah cair industri terasi, pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar