Limbah
Terasi Jadi Energi Listrik Alternatif.
BOGOR -
Pemanfaatan sumber energi alternatif, terus dilakukan. Terbaru, mahasiswa
Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menemukan sumber energi alternatif.
Adalah, mahasiswa Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (F-MIPA) IPB, Silvikasari, yang berhasil memanfaatkan limbah cair organik,
dari terasi untuk memproduksi energi listrik.
Limbah
cair terasi mengandung nutrisi (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya),
yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan mikroba. Mikroba inilah, yang kemudian
dimanfaatkan, memproduksi energi listrik. “Kurang lebihnya seperti itu,
bagaimana limbah terasi, bisa kita memanfaatkan menajdi energy.
Silvikasari
mengatakan, penelitian yang dilakukan bersama rekannya ini, awalnya menggunakan
limbah cair terasi, yang diambil, dari sebuah perusahaan terasi di Kabupaten
Cirebon. Berdasarkan hasil survei limbah cair terasi tersebut, mengandung
konsorsium mikroba.
Konsorsium
mikroba itu bisa dimanfaatkan, memproduksi energi listrik, melalui reaksi yang
memungkinkan terjadinya transport proton, akibat proses respirasi seluler dari
permukaan sel ke anoda. Berdasarkan hasil uji limbah cair terasi yang
mengandung konsorsium mikroba, mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi,
dibandingkan kultur cair B. Subtilis. Hal ini disebabkan, pada konsorsium
mikroba terjadi aktivitas metabolisme yang lebih tinggi, dibandingkan dengan
kultur murni, sehingga proton H+ yang dihasilkan semakin banyak, untuk
membuktikan limbah cair terasi memiliki potensial yang lebih tinggi pada sistem
MFC seri, maka dilakukan pengukuran limbah cair tahu, pada sistem MFC seri
sebagai pembanding.
Hasil uji
menunjukkan limbah cair tahu, menghasilkan beda potensial sebesar 0.788 Volt.
Nilai ini menunjukkan, pada sistem MFC seri menghasilkan beda potensial, yang
lebih rendah dibandingkan limbah cair terasi.
Dari
hasil penelitian, menunjukkan bahwa dari konsorsium mikroba, yang terdapat pada
limbah cair, di dominasi oleh Bacillus subtilis. Sistem MFC dengan rangkaian
seri mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan paralel dan
sepasang. Melalui rangkaian tersebut, diperoleh beda potensial limbah cair
terasi sebesar 2 Volt, kultur murni B.Subtilis 0.88 Volt, dan limbah cair tahu
sebagai pembanding sebesar 0.548 Volt. Pengembangan teknologi MFC yang
memanfaatkan limbah cair terasi menjadi energi listrik dapat dijadikan solusi
dalam penanganan limbah cair industri terasi,
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar